Adena Coffee, perusahaan yang fokus memberdayakan petani kopi lokal, berhasil mendapatkan suntikan dana signifikan melalui skema blended finance dari PT Bank DBS Indonesia. Pendanaan ini merupakan kombinasi hibah dan pinjaman, yang akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kualitas kopi Indonesia di pasar global.
Langkah ini menunjukkan komitmen DBS Indonesia dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor pertanian, khususnya kopi. Inisiatif ini juga selaras dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah internasional.
Blended Finance untuk Memberdayakan Petani Kopi
Dana hibah yang diterima Adena Coffee akan dialokasikan untuk peningkatan kapasitas produksi dan operasional. Hal ini meliputi investasi di infrastruktur dan pelatihan bagi petani kopi.
Co-Founder & COO Adena Coffee, Joseph Juan, menjelaskan bahwa sebagian dana hibah akan digunakan untuk capital expenditure (capex) dan operasional (expense). Tujuan utamanya adalah memberdayakan petani kopi di Indonesia, khususnya di daerah Gayo, Aceh.
Investasi ini akan difokuskan pada pembangunan dan peningkatan fasilitas produksi kopi di Gayo. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi kopi dari petani lokal.
Membangun Sistem Rantai Pasok yang Terlacak
Adena Coffee berencana membangun platform traceability berbasis teknologi untuk melacak rantai pasok kopi. Sistem ini akan meningkatkan transparansi dan memastikan kualitas kopi yang dihasilkan.
Pengembangan platform ini juga didorong oleh regulasi Uni Eropa, khususnya European Union Deforestation Regulation (EUDR). Regulasi ini mengharuskan produsen kopi untuk memastikan produknya bebas deforestasi.
Dengan sistem traceability ini, Adena Coffee dapat menjamin bahwa kopi yang diekspor ke Uni Eropa memenuhi standar EUDR. Hal ini membuka peluang pasar yang lebih luas bagi kopi Indonesia.
Digitalisasi rantai pasok juga akan membantu Adena Coffee dalam memenuhi permintaan pasar internasional yang semakin ketat. Ini menunjukkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi persaingan global.
Ekspansi Pasar dan Pelestarian Budaya Lokal
Dana pinjaman dari skema blended finance akan difokuskan pada pembelian bahan baku, seperti ceri kopi. Hal ini akan menjamin pasokan bahan baku yang cukup untuk memenuhi permintaan.
Adena Coffee saat ini telah bekerja sama dengan lebih dari 2.000 petani kopi di lebih dari 30 desa. Founder and CEO Adena Coffee, Abyatar, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang sehat untuk petani kopi kecil.
Upaya Adena Coffee telah meningkatkan pendapatan petani kopi antara 20-100 persen. Kopi hasil kerja sama ini telah berhasil diekspor ke Jepang, Prancis, dan Amerika Serikat.
Selain meningkatkan pendapatan petani, Adena Coffee juga berkomitmen melestarikan budaya lokal. Program pemberdayaan petani juga mencakup dukungan fasilitas dan infrastruktur tradisional.
Dana dari DBS Foundation dan Bank DBS Indonesia juga akan digunakan untuk mendirikan pusat produksi dan pelatihan. Fasilitas ini akan memberikan pelatihan kepada petani dalam penerapan metode pengolahan kopi yang tepat.
- Pembangunan wet mill dan fasilitas fermentasi baru untuk meningkatkan kualitas kopi.
- Pelaksanaan enam sesi capacity building bagi 500 petani kopi skala kecil di Gayo, Flores, Bali, dan Jawa Barat.
Dengan berbagai inisiatif ini, Adena Coffee berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi dan kualitas kopi Indonesia. Kolaborasi dengan DBS Indonesia menunjukkan potensi besar dari blended finance dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di sektor pertanian.
Keberhasilan Adena Coffee dalam memperoleh pendanaan dan mengembangkan bisnisnya menginspirasi UMKM lainnya untuk berani berinovasi dan memanfaatkan berbagai peluang pembiayaan untuk memajukan bisnisnya. Model kemitraan ini diharapkan dapat direplikasi di sektor-sektor lain untuk mempercepat pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.