Industri otomotif Amerika Serikat sedang menghadapi ancaman serius. Lebih dari setengah lusin pabrikan otomotif besar mengirimkan surat peringatan kepada pemerintah Presiden AS Donald Trump terkait rencana penerapan tarif 25% untuk mobil dan suku cadang impor.
Para pabrikan memperingatkan bahwa kebijakan ini berpotensi menimbulkan dampak buruk, mulai dari hilangnya lapangan kerja hingga kebangkrutan perusahaan. Ancaman ini bukan isapan jempol, mengingat betapa terintegrasinya rantai pasokan global dalam industri otomotif.
Ancaman Tarif Impor terhadap Industri Otomotif AS
Surat protes tersebut ditandatangani oleh berbagai organisasi industri otomotif besar. Di antaranya General Motors, Toyota, Volkswagen, Hyundai, dan Aliansi untuk Inovasi Otomotif.
Organisasi-organisasi ini mewakili hampir semua pembuat mobil besar di AS, termasuk Dewan Kebijakan Otomotif Amerika (mewakili tiga pabrikan Detroit) dan Asosiasi Dealer Mobil Nasional. Bahkan MEMA (Asosiasi Pemasok Kendaraan) turut menandatangani surat tersebut.
Presiden Trump sebelumnya mengumumkan rencana penerapan tarif tersebut paling lambat 3 Mei 2025.
Dalam suratnya, para pabrikan memperingatkan konsekuensi negatif dari kebijakan tarif tersebut. Tarif ini akan mengganggu rantai pasokan global dan memicu kenaikan harga mobil bagi konsumen.
Penjualan mobil diperkirakan akan turun, sementara biaya servis dan perbaikan kendaraan akan meningkat dan menjadi kurang terprediksi. Kondisi ini tentu saja akan membebani konsumen dan industri otomotif secara keseluruhan.
Dampak Berantai dan Ancaman PHK
Para pabrikan juga menekankan bahwa sebagian besar pemasok mobil tidak memiliki cukup modal untuk menghadapi gangguan mendadak akibat tarif ini.
Banyak pemasok yang sudah mengalami kesulitan keuangan dan kebijakan ini berpotensi menyebabkan penghentian produksi, PHK massal, dan bahkan kebangkrutan. Satu saja pemasok yang gagal beroperasi, maka akan berdampak pada seluruh rantai produksi.
Surat tersebut dikirimkan kepada Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Perwakilan Dagang AS. Mereka berharap pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut dan menghindarkan industri otomotif AS dari ancaman yang serius.
Volvo Group Amerika Utara, misalnya, telah mengumumkan rencana pemangkasan karyawan sebanyak 550-800 orang di beberapa fasilitasnya. Ini sebagai contoh nyata dampak yang sudah mulai dirasakan oleh industri otomotif.
Perusahaan tersebut mempekerjakan hampir 20.000 orang di Amerika Utara dan pemangkasan ini merupakan indikasi awal dari dampak buruk tarif impor yang diusulkan oleh Presiden Trump.
Tanggapan dan Strategi Pabrikan Global
Kebijakan tarif Trump telah mengubah sistem perdagangan global yang telah berjalan selama lebih dari 75 tahun.
Hal ini memaksa para pabrikan otomotif global untuk mempertimbangkan kembali strategi mereka. AS merupakan pasar penting bagi sebagian besar pembuat mobil global, termasuk Volkswagen, yang meskipun kontribusinya terhadap pendapatan global relatif kecil, namun tetap berupaya mempertahankan kehadirannya di pasar AS.
Felipe Munoz, Analis Global di JATO Dynamics, memprediksi bahwa beberapa pabrikan besar seperti Volkswagen, Volvo, Hyundai-Kia, Mercedes, BMW, Stellantis, Toyota, Nissan, Subaru, dan General Motors akan meningkatkan kapasitas produksi mereka di AS dalam waktu dekat.
Ini menunjukkan bahwa pasar AS terlalu penting untuk ditinggalkan, meskipun menghadapi tantangan dari kebijakan tarif impor yang memberatkan.
Secara keseluruhan, ancaman tarif impor terhadap industri otomotif AS merupakan isu serius yang berpotensi menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Perlu adanya solusi komprehensif yang dapat melindungi industri otomotif dalam negeri tanpa mengorbankan kepentingan konsumen dan perekonomian secara keseluruhan. Situasi ini menunjukkan betapa kompleks dan saling terhubungnya ekonomi global, dan bagaimana sebuah kebijakan dapat menimbulkan efek domino yang luas.