BPOM dan Kemenparekraf Perkuat Sinergi, Dorong Pertumbuhan UMKM Bidang Obat dan Makanan

Rohmat

BPOM dan Kementerian Ekonomi Kreatif semakin memperkuat sinergi dalam mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta industri kreatif di bidang obat dan makanan. Langkah ini dikukuhkan melalui kunjungan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya ke kantor BPOM, di mana ia disambut langsung oleh Kepala BPOM Taruna Ikrar dan jajaran, pada Kamis (6/2/2025).

Dalam agenda pertemuan tersebut, Kepala BPOM Taruna Ikrar menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kementerian Ekonomi Kreatif atas upaya berkelanjutan dalam mendukung daya saing pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif. Ia menekankan bahwa UMKM merupakan fondasi utama perekonomian nasional, dan BPOM telah menjalankan berbagai program untuk membantu UMKM berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Sebagai sektor yang mendominasi dunia usaha di Indonesia dengan jumlah mencapai 99% dari total unit usaha, UMKM berperan sebagai penggerak utama perekonomian masyarakat. Keberadaannya berkontribusi besar dalam penyediaan produk obat dan makanan yang berkualitas, aman, serta memiliki nilai manfaat tinggi. Saat ini, terdapat sekitar 1,7 juta UMKM yang bergerak di bidang obat dan makanan, namun baru sebagian kecil yang telah terdaftar di BPOM, yakni 1.002 UMKM obat bahan alam (OBA), 1.057 UMKM kosmetik, dan 9.210 UMKM pangan olahan.

“Dengan naik kelasnya UMKM, kita berharap target pertumbuhan ekonomi mencapai 8% untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045 dapat tercapai,” ujar Taruna Ikrar.

Ia menambahkan, BPOM telah mengambil berbagai langkah strategis dalam membantu UMKM, antara lain pemberian insentif berupa pengurangan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), penyederhanaan prosedur pendaftaran, serta program jemput bola untuk membantu UMKM yang menghadapi kendala dalam mengakses layanan BPOM. Selain itu, BPOM juga melaksanakan program Orang Tua Angkat bagi UMKM di sektor obat bahan alam, kosmetik, dan pangan olahan, dengan tujuan agar industri yang lebih besar dapat memberikan bimbingan bagi usaha kecil agar lebih berkembang.

Sebagai bagian dari dukungan terhadap pelaku usaha kecil, BPOM juga menyelenggarakan WELLFEST 2024: Natural Beauty and Wellness serta mengembangkan program UMKM Meet Market yang bekerja sama dengan Jejaring Desa Wisata Kementerian Ekonomi Kreatif. Program ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pemasaran produk UMKM melalui berbagai kanal, baik secara digital maupun konvensional. “Kami berharap kerja sama yang lebih luas dengan Kementerian Ekonomi Kreatif dapat dikembangkan, terutama dalam membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM obat dan makanan, termasuk peningkatan kapasitas, akses pendanaan, serta infrastruktur digital,” tambahnya.

Dalam kaitannya dengan peningkatan sektor pangan, BPOM juga telah menjalankan berbagai program pendampingan bagi UMKM pangan olahan dan desa aman. Program seperti Desa Pangan Aman dan Pasar Aman bertujuan untuk memastikan produk pangan yang dihasilkan memiliki kualitas yang sesuai dengan standar keamanan dan membantu UMKM dalam sektor kuliner yang dinaungi oleh Kementerian Ekonomi Kreatif.

Sementara itu, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menegaskan bahwa BPOM memiliki peranan penting dalam mendukung pertumbuhan UMKM agar dapat lebih kompetitif. Menurutnya, kolaborasi antara BPOM dan Kementerian Ekonomi Kreatif harus diperkuat agar UMKM dapat berkembang lebih optimal serta berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

“UMKM harus menjadi subsektor ekonomi kreatif yang mampu menciptakan lapangan kerja lebih luas. Berdasarkan data BPS, tenaga kerja di sektor ini meningkat 80% dalam satu dekade terakhir. Mengingat tren ekonomi kreatif yang berbasis padat cipta terus berkembang, kolaborasi dengan BPOM akan membantu usaha kecil naik kelas dan meningkatkan kualitas produk,” kata Riefky.

Ia juga menyoroti urgensi peningkatan kualitas produk UMKM, khususnya di bidang obat tradisional, suplemen kesehatan, pangan, dan kosmetik. Menurutnya, BPOM memiliki peran krusial dalam sertifikasi dan pendampingan guna meningkatkan daya saing produk lokal, baik di pasar domestik maupun internasional.

Sektor kosmetik menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang mengalami perkembangan pesat. Menteri Ekonomi Kreatif menekankan bahwa kosmetik sebaiknya dikategorikan sebagai subsektor tersendiri dalam ekonomi kreatif mengingat tingginya permintaan dan inovasi di industri ini. “Saat ini, banyak permintaan agar kosmetik diakui sebagai subsektor tersendiri dalam ekonomi kreatif. Dengan meningkatnya tren produk kosmetik berbasis bahan alami, kita perlu memastikan bahwa UMKM di sektor ini memiliki akses terhadap regulasi dan sertifikasi yang lebih mudah agar dapat berkembang,” jelas Riefky.

Dalam pertemuan ini, BPOM dan Kementerian Ekonomi Kreatif menyepakati pembentukan tim kecil guna menyusun rencana kerja sama yang lebih konkret. “MoU yang sudah ada perlu diperbarui dan ditingkatkan menjadi perjanjian kerja sama yang konkret dan bermanfaat bagi masyarakat. Tim teknis akan mendalami hal ini agar implementasinya lebih optimal,” jelas Taruna Ikrar.

Selain itu, Teuku Riefky menambahkan bahwa kerja sama yang dijalin juga akan mencakup aspek kurasi produk UMKM agar memenuhi standar BPOM sehingga memungkinkan mereka naik kelas dan menembus pasar global. “Kolaborasi ini sangat penting karena sektor ekonomi kreatif memiliki banyak pemangku kepentingan. Salah satu bentuk sinergi yang dapat dilakukan adalah memastikan bahwa produk UMKM memiliki daya saing tinggi di tingkat nasional dan internasional,” tutupnya.

Diharapkan, dengan semakin eratnya hubungan kerja sama antara BPOM dan Kementerian Ekonomi Kreatif, UMKM di sektor obat, makanan, dan kosmetik dapat berkembang lebih pesat serta memberikan kontribusi yang lebih nyata bagi perekonomian nasional.

Also Read

Tags

Leave a Comment