CEO Nvidia Prediksi Revolusi AI: Apa yang Akan Terjadi dalam 10 Tahun ke Depan?

Sahrul

Jensen Huang, CEO Nvidia sekaligus salah satu individu dengan kekayaan terbesar di dunia saat ini, memiliki pandangan visioner mengenai bagaimana kecerdasan buatan (AI) akan berevolusi dalam 10 tahun ke depan. Tak hanya itu, ia juga menyampaikan pesan berharga bagi generasi muda untuk menyikapi perkembangan teknologi ini dengan bijak.

Menurut Huang, kehadiran robot cerdas dengan bentuk menyerupai manusia akan semakin marak, seiring dengan makin luasnya penerapan AI dalam berbagai bidang. Tren ini sudah mulai terlihat, di mana berbagai perusahaan di Amerika Serikat dan China berlomba-lomba mengembangkan robot humanoid untuk mendukung industri manufaktur maupun kebutuhan konsumen.

“10 tahun ke belakang sesungguhnya adalah mengenai sains AI. Sedangkan 10 tahun mendatang, kita akan memperoleh sains AI, tapi juga aplikasi dari sains AI tersebut,” ujar Huang dalam wawancaranya yang dikutip dari Yahoo Finance.

Pengusaha kelahiran Taiwan yang kini memiliki kekayaan sekitar USD 105 miliar ini menegaskan bahwa dalam satu dekade mendatang, kecerdasan buatan akan semakin merasuk ke dalam berbagai sektor kehidupan. Tak hanya di industri teknologi, AI juga berpotensi memberikan kontribusi besar pada bidang seperti perubahan iklim, perikanan, pertanian, transportasi, logistik, hingga sistem pembelajaran di sekolah-sekolah.

Menyikapi perkembangan yang pesat ini, Huang menekankan bahwa generasi muda harus mempersiapkan diri agar tidak tertinggal dalam arus perubahan. Ia mengimbau anak-anak muda untuk memahami teknologi AI secara mendalam dan mempelajari cara berinteraksi dengannya secara efektif.

“Jika saya hari ini adalah pelajar, hal pertama yang akan saya lakukan adalah belajar mengenai AI. Bagaimana saya belajar berinteraksi dengan ChatGPT, bagaimana saya belajar berinteraksi dengan Gemini Pro, dan bagaimana saya berinteraksi dengan Grok?” kata pria berkacamata tersebut.

Huang, yang kini berusia 61 tahun, mengungkapkan bahwa AI memiliki keunggulan dalam hal kemudahan pembelajaran. Ia membandingkannya dengan perangkat komputer konvensional yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dikuasai oleh pengguna baru.

“Jika saya meletakkan komputer di depan seseorang dan mereka belum pernah menggunakannya, tak mungkin mereka mempelajarinya dalam sehari,” cetusnya.

“Dengan ChatGPT, jika kalian tidak tahu bagaimana memakainya, yang perlu kalian lakukan adalah mengetik aku tak tahu bagaimana memakai ChatGPT, beritahu aku. Dan AI itu akan memberikan contohnya. Hal yang mengagumkan mengenai hal ini adalah dia membantumu sepenuhnya dan membuatmu jadi manusia super,” pungkasnya.

Dengan potensi yang semakin luas, AI diprediksi akan menjadi elemen kunci dalam berbagai aspek kehidupan. Kini, tantangan bagi generasi muda adalah bagaimana mereka dapat memanfaatkan teknologi ini secara optimal agar tetap relevan dalam era yang semakin terdigitalisasi.

Also Read

Tags

Leave a Comment