Polisi Jawa Timur berhasil mengungkap kasus penyebaran video hoaks dan manipulasi video *deepfake* yang mencatut nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Aksi kejahatan ini telah merugikan banyak korban dan menghasilkan keuntungan bagi para pelaku. Kejadian ini menyoroti bahaya penyebaran informasi palsu di era digital dan pentingnya kewaspadaan masyarakat.
Ketiga pelaku kejahatan ini memanfaatkan kecanggihan teknologi AI untuk menciptakan video *deepfake* yang seolah-olah Gubernur Khofifah menawarkan penjualan motor murah seharga Rp 500.000. Video tersebut kemudian disebarluaskan melalui berbagai platform media sosial, termasuk TikTok, untuk menjerat korban.
Modus Operandi dan Keuntungan Para Pelaku
Para pelaku berhasil mengumpulkan keuntungan hingga Rp 87 juta selama tiga bulan menjalankan aksinya. Mereka menargetkan korban di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Maluku Utara.
Korban yang tertipu dengan video *deepfake* tersebut kemudian mengirimkan uang kepada para pelaku. Keberhasilan mereka dalam menipu sejumlah korban menunjukkan betapa meyakinkan video *deepfake* yang dibuat.
Penangkapan dan Peran Dinas Kominfo
Penangkapan ketiga pelaku bermula dari laporan yang disampaikan oleh Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur pada 14 April 2025. Setelah menerima laporan tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap para tersangka.
Proses penyelidikan yang dilakukan kepolisian melibatkan tim Siber Polda Jatim. Keberhasilan penangkapan ini menunjukkan kesigapan pihak berwajib dalam menangani kasus kejahatan digital. Video penangkapan para pelaku bahkan telah beredar di media.
Dampak dan Pencegahan Kejahatan Deepfake
Selain Khofifah Indar Parawansa, para tersangka juga mencatut nama dua gubernur lain, yakni Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Jawa Tengah, dalam video *deepfake* tersebut. Hal ini semakin memperluas dampak negatif dari kejahatan yang mereka lakukan.
Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap informasi yang beredar di media sosial. Penting untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayainya dan menghindari transfer uang ke pihak yang tidak dikenal, meskipun informasi tersebut disampaikan oleh figur publik.
Langkah-Langkah Pencegahan
- Selalu verifikasi informasi dari berbagai sumber sebelum mempercayainya. Jangan mudah percaya pada informasi yang hanya berasal dari satu sumber saja.
- Waspadai tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Penawaran motor murah dengan harga yang tidak masuk akal patut dicurigai.
- Jangan mudah terpancing emosi atau terburu-buru dalam mengambil keputusan. Berpikirlah secara rasional sebelum mengirimkan uang kepada siapapun.
- Laporkan setiap kecurigaan tentang penyebaran informasi palsu atau penipuan online kepada pihak berwajib.
Kejadian ini menekankan pentingnya literasi digital dan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi kejahatan siber. Peningkatan kemampuan untuk mendeteksi informasi palsu dan *deepfake* sangat krusial. Selain itu, kerjasama yang baik antara masyarakat dan pihak berwajib sangat dibutuhkan untuk mencegah dan memberantas kejahatan serupa di masa depan. Kasus ini juga menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah untuk terus meningkatkan upaya literasi digital bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mampu melindungi diri dari berbagai bentuk kejahatan siber.