Perusahaan teknologi raksasa asal Taiwan, Foxconn, mengungkapkan keterbukaannya untuk mengambil alih kepemilikan saham Renault di Nissan. Pernyataan ini mencuat usai laporan sebelumnya menyebutkan bahwa Foxconn telah melakukan pendekatan terhadap Renault terkait kemungkinan transaksi saham.
Kepala Foxconn, Young Liu, menyampaikan komentarnya setelah seorang sumber mengungkapkan kepada AFP bahwa Nissan tengah mempertimbangkan pembatalan diskusi merger dengan Honda dan membuka opsi bagi mitra potensial lainnya.
Menurut laporan, Foxconn sempat mengajukan permintaan kepada Renault untuk melepas 35 persen kepemilikannya di Nissan pada Desember lalu. Namun, proposal tersebut tidak mendapat lampu hijau sebelum rencana merger diumumkan.
Liu menegaskan pada Rabu bahwa Foxconn—yang juga dikenal dengan nama Hon Hai Precision Industry—telah melakukan dialog dengan Renault terkait kemungkinan kerja sama strategis.
Sebagai perusahaan manufaktur elektronik terbesar di dunia, Foxconn dikenal luas karena memproduksi perangkat untuk berbagai raksasa teknologi, termasuk Apple dengan lini iPhone-nya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Foxconn aktif melakukan diversifikasi bisnis, memperluas jangkauannya ke sektor lain seperti kendaraan listrik, semikonduktor, serta server.
“Kami telah berdiskusi dengan Renault terkait kerja sama. Fokus utama kami adalah bagaimana kedua belah pihak dapat berkolaborasi. Renault sendiri memiliki sejumlah saham di Nissan, sehingga pembahasan juga menyentuh aspek kepemilikan saham,” ujar Liu.
Pada ajang Hon Hai Tech Day yang digelar di Nangang Exhibition Center, Taipei, pada 8 Oktober 2024, Foxconn menampilkan model terbaru mobil listriknya, Model C. Pameran ini memperlihatkan keseriusan Foxconn dalam memasuki industri otomotif.
Saat ditanya mengenai kemungkinan pembelian saham Renault di Nissan, Liu menegaskan bahwa jika kepemilikan saham menjadi faktor kunci dalam merealisasikan kemitraan, Foxconn akan mempertimbangkannya. Namun, ia menekankan bahwa kepemilikan saham bukanlah tujuan utama mereka.
Lebih lanjut, Liu mengklarifikasi bahwa Foxconn lebih tertarik pada bentuk kerja sama strategis dengan Nissan, bukan akuisisi atau merger.
“Menurut saya, Hon Hai tidak berada dalam jalur merger atau akuisisi, melainkan lebih kepada kerja sama. Pertanyaannya adalah, bagaimana kami bisa bersinergi dengan produsen otomotif Jepang ini?” ungkapnya dalam sebuah acara di Taipei.
Selain Nissan, Liu juga menyebut bahwa Foxconn telah melakukan komunikasi dengan beberapa pabrikan otomotif lain, termasuk Honda. Perusahaan ini memiliki ambisi besar untuk memperluas jangkauan bisnis kendaraan listriknya di pasar Jepang.
Dalam laporan keuangan pada November lalu, Liu sempat mengisyaratkan bahwa Foxconn tengah berdiskusi dengan dua produsen otomotif asal Jepang, dengan harapan dapat mencapai kesepakatan dalam beberapa bulan mendatang.
Ia menambahkan bahwa Foxconn kemungkinan akan mengumumkan perkembangan positif terkait bisnis kendaraan listriknya dalam satu atau dua bulan ke depan, meskipun detail spesifik belum dapat diungkapkan.