Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus mengalami tren peningkatan, didorong oleh harapan pasar terkait potensi penurunan jumlah produksi. Tren positif harga CPO ini menjadi yang terpanjang dalam tiga tahun terakhir.
Menurut laporan Reuters, Jumat (21/2/2025), harga CPO untuk kontrak pengiriman Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange mengalami kenaikan sebesar MYR 58 atau 1,2%, mencapai MYR 4.700 per metrik ton pada sesi perdagangan siang. Sepanjang pekan ini, nilai kontrak CPO tersebut telah meningkat sebesar 2,47%.
David Ng, seorang trader di Iceberg X Sdn Bhd, mengungkapkan bahwa pasar menunjukkan kecenderungan naik karena perkiraan penurunan produksi di Malaysia. Kondisi ini berpotensi mengurangi total persediaan CPO di negara tersebut.
Sementara itu, kontrak minyak kedelai di Dalian yang paling aktif mengalami kenaikan tipis sebesar 0,05%, sedangkan kontrak minyak sawitnya mengalami penguatan sebesar 1,44%. Di sisi lain, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade justru mengalami penurunan sebesar 0,5%.
Pergerakan harga CPO juga dipengaruhi oleh dinamika harga minyak nabati lainnya. Hal ini disebabkan oleh persaingan ketat antara minyak sawit dengan minyak nabati lain dalam perebutan pangsa pasar global.
Di sisi lain, harga minyak mentah global menunjukkan tren kenaikan akibat berkurangnya stok bensin dan produk hasil penyulingan di Amerika Serikat. Keadaan ini mencerminkan adanya peningkatan permintaan, sementara ketidakpastian terkait potensi gangguan pasokan dari Rusia masih menjadi perhatian.
Kenaikan harga minyak mentah berjangka berdampak pada daya tarik minyak sawit sebagai bahan utama dalam produksi biodiesel. Berdasarkan estimasi surveyor kargo, ekspor produk minyak sawit dalam periode 1-20 Februari mengalami penurunan antara 0,3% hingga 8,1% dibandingkan periode yang sama pada bulan sebelumnya.
Selain itu, sejumlah perusahaan penyulingan di India memutuskan untuk membatalkan pemesanan sebesar 70.000 metrik ton minyak sawit mentah yang sebelumnya dijadwalkan tiba antara Maret hingga Juni. Langkah ini dipicu oleh lonjakan harga minyak sawit mentah Malaysia serta margin penyulingan yang tidak menguntungkan bagi India.
Wang Tao, seorang analis teknikal dari Reuters, memperkirakan bahwa harga minyak sawit berpotensi menembus level resistensi di MYR 4.714 per ton dan berlanjut ke kisaran MYR 4.755 hingga MYR 4.780.