Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman resmi mengumumkan harga acuan pembelian singkong oleh industri tepung nasional sebesar Rp1.350 per kilogram (kg). Kebijakan ini berlaku efektif di seluruh Indonesia mulai Jumat, 31 Januari 2025.
Langkah ini diambil sebagai upaya pemerintah untuk menjaga kesejahteraan petani singkong, mengingat sebelumnya ribuan petani di Tulangbawang, Lampung, melakukan aksi protes di tiga pabrik tapioka. Aksi tersebut dipicu oleh rendahnya harga beli singkong di tingkat pabrik.
Beberapa perusahaan diketahui membeli singkong seharga Rp1.100 per kg dengan potongan kualitas (rafaksi) mencapai 15-18%. Sementara pabrik lainnya mematok harga Rp1.300-Rp1.400 per kg, tetapi dengan rafaksi yang jauh lebih tinggi, yakni 35-38%.
“Saya putuskan harga per hari ini, Rp1.350 per kilogram. Kalau melanggar, berhadapan dengan saya,” ujar Mentan Amran, menegaskan komitmennya dalam melindungi hak petani.
Tak hanya soal harga, Mentan Amran juga memperketat aturan impor singkong. Menurutnya, seluruh aktivitas impor singkong harus mendapatkan izin resmi dan rekomendasi dari Kementerian Pertanian.
Lebih lanjut, impor tidak akan diizinkan sebelum seluruh hasil panen petani lokal terserap secara optimal. Singkong juga telah dimasukkan ke dalam daftar komoditas Larangan dan Pembatasan (Lartas), guna meningkatkan pengawasan terhadap perdagangan komoditas ini.
“Kami telah berkoordinasi dengan Pak Menteri Perdagangan untuk menahan kebijakan impor per hari ini. Impor hanya boleh dilakukan jika bahan baku dalam negeri tidak mencukupi,” tegas Amran.
Dalam penutupannya, Mentan Amran menegaskan bahwa pihaknya tidak akan ragu memberikan sanksi bagi industri yang melanggar ketentuan harga tersebut. Ia juga mengingatkan agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan komitmen ini.
“Kalau ada industri yang melarang harga ini, kami akan beri sanksi. Jangan main-main! Saya bapaknya petani dan industri singkong. Jangan ada yang melanggar komitmen. Industri harus untung, petani harus tersenyum,” tandasnya.
Kebijakan ini diharapkan mampu menciptakan keseimbangan antara keuntungan industri dan kesejahteraan petani, sehingga ekosistem pertanian singkong di Indonesia semakin kuat dan berkelanjutan.