Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (5/2/2025) menunjukkan tren negatif. IHSG mengakhiri sesi dengan penurunan sebesar 49,20 poin atau melemah 0,70 persen, menetap di posisi 7.024,22.
Sejak awal perdagangan, IHSG sudah menunjukkan sinyal pelemahan, tergelincir ke kisaran psikologis 7.000. Bahkan, indeks sempat terperosok ke titik terendah di level 7.002,52 sebelum akhirnya bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan.
Berdasarkan data RTI, terdapat 243 saham yang berhasil menguat, sementara 327 saham lainnya tertekan, dan 231 saham tercatat stagnan. Nilai total transaksi di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 11,59 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 26,82 juta saham.
Saham Penekan dan Penopang IHSG
Sejumlah emiten menjadi pemberat laju IHSG, dengan penurunan signifikan pada:
- Golden Flower (POLU) yang anjlok 14,47 persen ke level 380.
- Bank Oke Indonesia (DNAR) merosot 15 persen ke level 119.
- Lion Metal Works (LION) jatuh 16,03 persen ke level 105.
Di sisi lain, ada saham-saham yang mampu menahan laju pelemahan IHSG berkat kenaikan signifikan, antara lain:
- Sona Topas Tourism Industry (SONA) melonjak 24,93 persen ke level 4.710.
- Steady Safe (SAFE) menguat 24,79 persen ke level 302.
- Brigit Biofarmaka Teknologi (OBAT) naik 24,67 persen ke level 474.
Bursa Asia Ikut Terkoreksi
Sentimen negatif tak hanya terjadi di pasar domestik. Indeks saham utama di kawasan Asia juga ditutup melemah. Indeks Shanghai Komposit terkoreksi 0,63 persen atau turun 20,38 poin menjadi 3.229,49.
Indeks Strait Times mengalami pelemahan sebesar 0,2 persen atau turun 7,64 poin ke posisi 3.815,37. Sementara itu, Hang Seng mengalami tekanan lebih dalam, merosot 0,93 persen atau 192,87 poin ke level 20.597,09.
Namun, berbeda dengan bursa Asia lainnya, Nikkei 225 di Jepang justru berhasil mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,08 persen atau bertambah 32,5 poin ke posisi 38.809.
Rupiah Tunjukkan Ketangguhan
Di tengah tekanan pasar saham, nilai tukar rupiah justru menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,36 persen atau naik 58,5 poin ke level Rp 16.292,5 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.351.
Selain itu, kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) juga mencatatkan tren positif. Rupiah pada Rabu (5/2/2025) tercatat di Rp 16.308 per dolar AS, lebih kuat dibandingkan posisi pada Selasa (4/2/2025) yang berada di Rp 16.365.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun pasar saham tengah dilanda tekanan, fundamental rupiah tetap solid di tengah dinamika pasar global.