Inflasi Madiun Januari 2025 Capai 0,83%, Warga Diharapkan Siaga Hadapi Kenaikan Harga Jelang Ramadan

Rohmat

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, inflasi tahunan (year-on-year/y-o-y) pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,83%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,67. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya harga di beberapa kelompok pengeluaran utama.

Kelompok yang mengalami peningkatan harga cukup signifikan meliputi makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 3,71%. Kemudian, kelompok pakaian serta alas kaki mengalami kenaikan 1,66%, sedangkan sektor kesehatan meningkat 2,87%.

Transportasi juga mengalami lonjakan sebesar 1,50%, diikuti oleh kelompok pendidikan sebesar 0,83%. Selain itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi sebesar 2,16%, sementara sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 3,52%.

Di sisi lain, terdapat empat sektor yang mengalami penurunan harga, yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun drastis sebesar 6,90%.

Penurunan juga terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19%, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01%, serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang mengalami sedikit penurunan sebesar 0,06%.

Deflasi Bulanan Akibat Penurunan Tarif Listrik

Selain mencatat inflasi tahunan, Kota Madiun juga mengalami deflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) sebesar 0,31% pada Januari 2025. Kondisi ini dipicu oleh turunnya harga pada kelompok perumahan, khususnya listrik, air, dan bahan bakar rumah tangga.

Seperti diketahui, pemerintah telah memberlakukan diskon tarif listrik sebesar 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA.

Deflasi ini menjadi yang pertama sejak 2015. “Waktu itu terjadi karena adanya penurunan harga BBM, dan baru kembali terjadi tahun 2025 awal ini,” ujar Kepala BPS Kota Madiun, Abdul Azis.

Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadan

Memasuki bulan suci Ramadan yang diprediksi jatuh pada awal Maret 2025, Abdul Azis mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat untuk bersiap menghadapi potensi inflasi. Berdasarkan tren sebelumnya, lonjakan harga bahan pokok sering terjadi menjelang Ramadan dan Idul Fitri akibat meningkatnya permintaan.

Sejumlah komoditas pangan diperkirakan mengalami kenaikan harga yang cukup tajam.

“Misalnya, pada Maret tahun-tahun sebelumnya, kenaikan harga cabai rawit sebesar 8,53% memberikan andil terbesar terhadap inflasi sebesar 0,25% di Kota Madiun,” jelas Azis.

Selain cabai rawit, bahan pokok seperti beras, telur ayam ras, dan daging ayam ras juga menjadi penyumbang utama inflasi di periode tersebut.

Peran Penting TPID dalam Mengendalikan Harga

Dalam menghadapi potensi kenaikan harga ini, Azis menegaskan pentingnya peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam mengawasi pergerakan harga serta memastikan pasokan bahan pokok tetap mencukupi.

“TPID harus tanggap dan proaktif dalam mengantisipasi lonjakan harga, terutama pada komoditas yang menjadi konsumsi utama masyarakat selama Ramadan,” ujarnya, Rabu (5/2/2025).

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan yang dapat memicu kelangkaan serta lonjakan harga.

“Belilah sesuai kebutuhan dan tetap tenang. Pemerintah bersama TPID akan berupaya menjaga stabilitas harga dan pasokan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Azis mengingatkan pentingnya pengelolaan bahan pangan di rumah agar lebih efisien. Ia mencontohkan pemanfaatan stok yang sudah tersedia sebelum membeli bahan baru.

“Gunakan stok yang ada dulu, kalau memang belum habis, daripada mubazir, mending diolah yang ada saja dulu,” tutupnya.

Also Read

Tags

Leave a Comment