Jeruk Sarugo, Komoditas Unggulan dari Kecamatan Gunung Omeh, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat

Rohmat

Komoditas unggulan dari Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, yakni Jeruk Sarugo atau yang juga dikenal sebagai Jeruk Siam, semakin memperlihatkan keunggulannya. Daerah ini menjadi salah satu sentra produksi jeruk terbaik di provinsi tersebut, dengan hasil panen yang berkualitas tinggi.

Nama Sarugo merupakan akronim dari Saribu Gonjong, merujuk pada banyaknya rumah adat khas Minangkabau dengan atap berbentuk gonjong yang menghiasi kampung tersebut. Keindahan dan keunikan daerah ini bahkan telah diakui dengan dianugerahinya penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dalam kategori pelayanan homestay. Untuk mencapai lokasi sentra jeruk ini, dibutuhkan perjalanan sekitar 4-5 jam dengan kendaraan dari Bandara Internasional Minangkabau.

Keunggulan Jeruk Jesigo: Lebih Manis dan Tahan Lama

Jeruk Sarugo memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan jeruk lainnya. Dengan bulir yang besar dan kandungan air yang melimpah, jeruk ini terasa lebih segar serta manis menyerupai madu. Selain itu, kulitnya yang lebih tebal membuatnya lebih tahan lama dan tidak mudah rusak selama proses distribusi.

Saat ini, luas lahan perkebunan jeruk yang tergabung dalam kelompok tani mencapai sekitar 10 hektar dengan jumlah pohon produktif sebanyak 4.000 batang. Setiap minggunya, para petani mampu menghasilkan sekitar 6-7 ton jeruk, dengan nilai omzet yang mencapai Rp350 juta sepanjang tahun 2024.

Peran Koperasi Sarugo dalam Kebangkitan Ekonomi Petani

Sebanyak 152 petani telah bergabung dalam Koperasi Sarugo yang mulai berdiri pada 2021. Koperasi ini lahir sebagai respons terhadap kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat akibat pandemi COVID-19, yang menyebabkan penjualan jeruk terhenti dan berdampak pada perawatan tanaman.

Dengan adanya pendampingan dari BSI Maslahat melalui program Sentra UMKM BSI, koperasi ini mendapat bantuan sebesar Rp1,5 miliar selama periode 2023-2025. Dukungan ini bertujuan untuk memperkuat permodalan petani jeruk agar perkebunan yang sempat terbengkalai dapat kembali produktif.

Bukti nyata dari program ini terlihat dari peningkatan hasil panen yang signifikan. “Kami berharap semoga para petani jeruk dapat kembali lagi seperti dulu, bisa menopang kehidupan kami, menyekolahkan anak-anak kami,” ujar Pak Musri, salah satu petani Jeruk Sarugo yang merasakan manfaat langsung dari program ini.

Para petani optimis dengan masa depan mereka dan mulai merencanakan untuk kembali membuka wisata agro di kawasan tersebut. “Terima kasih BSI Maslahat atas program pendampingan dan bantuan permodalannya,” ungkap salah seorang petani dengan penuh harapan.

Membangun Kemandirian dan Akses Pasar yang Lebih Luas

Program ini tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga membawa perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan. Dengan adanya pendampingan ini, para petani semakin percaya diri dalam mengembangkan produk mereka, termasuk dalam upaya memperluas akses pasar hingga ke tingkat ekspor.

“Harapan ke depan, Koperasi Sarugo lebih mandiri dan bisa terus memberikan solusi bagi masyarakat Kampuang Sarugo, serta bisa masuk pasar ekspor kedepannya,” ujar Roesli Silalahi, pendamping program.

Sebagai bagian dari inisiatif pemberdayaan UMKM, program ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi BSI Maslahat dan BSI dalam memperkuat ekonomi berbasis syariah. Dengan pendekatan berbasis penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS), BSI Maslahat terus berupaya menjadi mitra strategis dalam membangun perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Also Read

Tags

Leave a Comment