Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek asal China, merupakan sosok yang mencuri perhatian dunia dengan inovasi kecerdasan buatannya. Pada usia 40 tahun, ia berhasil membawa perusahaan rintisan AI ini bersaing dengan para pemimpin industri global, seperti OpenAI. Tidak seperti banyak pemimpin perusahaan teknologi lainnya, Liang memilih untuk tidak terlalu mencolok dalam perjalanan kariernya.
Sebelum mendirikan DeepSeek pada tahun 2023, Liang memulai kariernya di dunia investasi kuantitatif dengan mendirikan dana lindung nilai High-Flyer Quantitative Investment Management pada tahun 2015. Dalam fase awal perjalanannya, ia merancang model perdagangan saham terkomputerisasi dan memanfaatkan teknik pembelajaran mesin untuk menyempurnakan strategi tersebut.
Namun, nasib berkata lain. Seperti banyak pedagang kuantitatif di China, High-Flyer mengalami kerugian signifikan ketika regulator mulai menindak keras perdagangan semacam itu. Meski demikian, perusahaan tersebut masih mengelola aset bernilai lebih dari USD 8 miliar—sejumlah dana yang cukup besar untuk menginvestasikan riset dan pengembangan dalam bidang kecerdasan buatan.
Selain memiliki sumber daya keuangan yang melimpah, High-Flyer juga didukung oleh teknologi yang canggih. Pada tahun 2022, perusahaan ini berhasil mengumpulkan sebuah kluster yang terdiri dari 10.000 chip prosesor grafis Nvidia A100—komponen berperforma tinggi yang digunakan untuk membangun dan menjalankan sistem AI. Keunggulan ini tentu memberi mereka daya saing yang signifikan. Namun, perubahan kebijakan AS yang membatasi penjualan chip tersebut ke China menjadi tantangan tersendiri bagi High-Flyer.
Liang Wenfeng optimistis tentang masa depan DeepSeek. Dalam wawancaranya dengan Waves pada tahun 2023, ia menyatakan, “Masalahnya, kami yakin sekarang bahwa kami ingin melakukan ini, dapat melakukan ini, dan mampu melakukan ini, jadi kami termasuk kandidat yang paling cocok untuk menanganinya saat ini.” Dalam pandangan Liang, peluang di dunia kecerdasan buatan kini terbuka lebar, terutama di tengah persaingan sengit antara perusahaan teknologi besar dan startup.
“Setiap perusahaan besar maupun startup kini tidak lagi memiliki posisi yang tak tergoyahkan,” ujar Liang.
Ia menambahkan, “Dengan OpenAI yang membuka jalan, semua orang kini bekerja dengan makalah yang diterbitkan dan kode sumber terbuka,” seperti yang dikutip dari AP.
Sebagai seorang visioner, Liang Wenfeng dan DeepSeek membuktikan bahwa peluang untuk berinovasi dalam dunia kecerdasan buatan tetap terbuka, meskipun berada dalam bayang-bayang pemain besar seperti OpenAI. Dengan sumber daya yang melimpah dan tekad yang kuat, DeepSeek berambisi untuk menjadi kekuatan baru dalam industri AI global.