Pabrik Surya TMAI: 60% Pekerja Lokal, Revolusi Energi Terbarukan

Redaksi

Pabrik Surya TMAI: 60% Pekerja Lokal, Revolusi Energi Terbarukan
Sumber: Kompas.com

Indonesia resmi memiliki pabrik panel surya terintegrasi pertama dan terbesar. Peresmian pabrik PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, pada Kamis (19/6/2025) oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menandai tonggak penting dalam upaya Indonesia mengurangi ketergantungan impor dan mendorong transisi energi berkelanjutan. Pabrik ini merupakan hasil kolaborasi antara Trina Solar Co Ltd, PT Daya Sukses Makmur Selaras (anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk), dan PT PLN Indonesia Power Renewable.

Pabrik Surya TMAI: Solusi Energi Terbarukan Indonesia

Pabrik TMAI dirancang untuk memproduksi hingga 1,4 juta panel surya per tahun. Dengan kapasitas produksi mencapai 1 GW per tahun, pabrik ini diharapkan dapat secara signifikan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor modul dan sel surya. Hal ini selaras dengan target pemerintah dalam RUPTL 2025-2034 untuk memenuhi pasokan energi terbarukan hingga 52,8 GW, dengan 17,1 GW berasal dari PLTS pada tahun 2034.

Produksi panel surya diperkirakan mencapai 0,8 GW per tahun pada periode 2025-2029, dan meningkat menjadi 1,9 GW per tahun hingga 2034. Keberhasilan ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya energi bersih di Indonesia.

Investasi Besar dan Serapan Tenaga Kerja Lokal

Investasi pembangunan pabrik TMAI mencapai lebih dari Rp 1,5 triliun. Pabrik ini juga menyerap sekitar 640 tenaga kerja, dengan 60 persen di antaranya merupakan pekerja lokal.

Pelatihan teknologi produksi sel dan modul surya juga disediakan di pabrik ini. Hal ini menunjukkan komitmen TMAI dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia di sektor energi terbarukan.

Teknologi Canggih dan Dampak Ekonomi

TMAI menggunakan teknologi i-TOPCon Advanced generasi terbaru. Teknologi ini mampu menghasilkan panel hingga 720 Wp dengan efisiensi 23,2 persen.

Kehadiran pabrik ini diproyeksikan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 8 persen per tahun. Potensi pendapatan diperkirakan mencapai Rp 3,7 triliun selama masa investasi dan Rp 1 triliun per tahun selama masa operasional.

Direktur TMAI, Ooi Kok Tiong, menekankan komitmen perusahaan dalam mempercepat hilirisasi industri energi. Perusahaan berupaya mengembangkan rantai pasok secara horizontal (industri pendukung) dan vertikal (produksi wafer, ingot, dan smelter polisilikon).

Wakil Direktur Utama TMAI, Lokita Prasetya, menambahkan bahwa pabrik ini telah siap beroperasi dan siap memenuhi kebutuhan pasar domestik akan panel surya.

Peresmian pabrik TMAI bukan hanya sekadar penambahan kapasitas produksi panel surya. Lebih dari itu, ini merupakan langkah strategis Indonesia dalam membangun kemandirian energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di sektor energi terbarukan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi investasi lebih lanjut di sektor energi terbarukan dan mempercepat transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Also Read

Tags

Leave a Comment