Penjualan Tesla di Eropa Merosot Tajam pada Januari 2025, di Tengah Pesatnya Pertumbuhan Industri EV

Rohmat

Tesla mengalami penurunan penjualan yang signifikan di pasar Eropa pada Januari 2025, meskipun industri kendaraan listrik (EV) di kawasan tersebut menunjukkan pertumbuhan pesat. Menurut laporan dari Carscoops pada Rabu, angka penjualan Tesla di Uni Eropa merosot sebesar 50,3 persen, sementara di gabungan pasar Uni Eropa, EFTA (Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss), serta Inggris, penurunannya mencapai 45,2 persen.

Berdasarkan data dari Asosiasi Produsen Mobil Eropa (European Automobile Manufacturers Association atau ACEA), Tesla hanya berhasil menjual 9.945 unit kendaraan sepanjang Januari 2025. Jumlah ini turun drastis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencatatkan 18.161 unit.

Jerman menjadi negara dengan penurunan terbesar, di mana penjualan Tesla jatuh hingga 59,5 persen, hanya menyentuh angka 1.277 unit. Di Prancis, situasi serupa terjadi dengan penurunan mencapai 63 persen, sehingga Tesla hanya mampu menjual 1.143 unit kendaraan di negara tersebut.

Beberapa faktor diyakini menjadi pemicu turunnya penjualan Tesla di Eropa. Salah satu penyebab utama adalah kontroversi yang melibatkan CEO Tesla, Elon Musk. Sikap politik Musk, yang menunjukkan dukungan terhadap partai sayap kanan Jerman, AfD, serta seorang aktivis asal Inggris yang tengah ditahan, memicu reaksi negatif di kalangan konsumen Eropa.

Selain itu, peluncuran versi terbaru Model Y juga berpengaruh terhadap penurunan permintaan. Dengan hadirnya pembaruan besar untuk model ini di tahun 2025, banyak pelanggan memilih untuk menunda pembelian, menunggu varian terbaru dibandingkan membeli model lama yang stoknya masih tersedia di pasaran.

Gangguan produksi pun turut berperan dalam menekan angka penjualan. Tesla harus menyesuaikan kembali jalur perakitannya guna menyiapkan Model Y varian terbaru, yang berpotensi menimbulkan keterlambatan dalam distribusi unit ke pasar.

Tak hanya itu, keterbatasan stok juga menjadi tantangan bagi Tesla. Mengacu pada laporan Bloomberg, Tesla kemungkinan mengalami pasokan yang lebih sedikit di beberapa negara akibat upaya agresif mereka dalam meningkatkan angka penjualan pada akhir tahun 2024. Strategi ini menyebabkan stok menipis di awal 2025, yang kemudian berdampak pada turunnya angka penjualan di bulan Januari.

Meski Tesla mengalami tekanan, pasar kendaraan listrik secara keseluruhan justru mengalami lonjakan. Data ACEA menunjukkan bahwa penjualan kendaraan listrik murni (battery electric vehicle atau BEV) di Uni Eropa mencapai 124.341 unit, sedangkan di kawasan Uni Eropa, EFTA, dan Inggris jumlahnya mencapai 166.065 unit pada Januari 2025.

Peningkatan ini membuat BEV menguasai pangsa pasar sebesar 16,7 persen di kawasan tersebut, naik dari 11,9 persen pada Januari 2024. Namun, meskipun popularitas kendaraan listrik meningkat, kategori hybrid electric vehicle (HEV) masih mendominasi dengan pangsa pasar tertinggi, yakni 34,9 persen.

Sementara itu, kendaraan berbahan bakar bensin tetap menjadi pilihan utama sebagian besar konsumen dengan porsi 29,2 persen. Di sisi lain, kendaraan bermesin diesel terus kehilangan pangsa pasar, kini hanya menyisakan 8,8 persen, sementara plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) juga mengalami penyusutan dengan hanya menguasai 7,6 persen pasar, tertinggal dari BEV.

Tesla kini menghadapi tantangan untuk mempertahankan daya saingnya di tengah meningkatnya persaingan dan pergeseran preferensi konsumen. Dengan peluncuran Model Y varian terbaru dan strategi produksi yang lebih matang, perusahaan ini diharapkan dapat kembali meningkatkan dominasinya di pasar Eropa dalam beberapa bulan ke depan.

Also Read

Tags

Leave a Comment