Meskipun setiap iPhone memajang label “Designed by Apple in California,” kenyataannya sebagian besar perangkat ini diproduksi di China. Hal ini menimbulkan pertanyaan menarik terkait ketergantungan Apple pada manufaktur China, terutama di tengah gejolak tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintah AS.
Dengan penjualan lebih dari 220 juta unit iPhone per tahun, dan sembilan dari sepuluh iPhone diproduksi di China, negara tersebut menjadi tulang punggung rantai pasokan Apple. Dari komponen terkecil hingga perakitan akhir, China memainkan peran krusial dalam siklus hidup produk Apple.
Ketergantungan Apple pada Manufaktur China
Ketergantungan Apple pada China bukan tanpa sejarah. Perusahaan ini mulai beroperasi di China pada tahun 1990-an, awalnya hanya untuk penjualan melalui pihak ketiga.
Namun, pada awal tahun 2000-an, Apple secara resmi membangun basis produksi di China, bermitra dengan Foxconn, raksasa elektronik asal Taiwan. Kerjasama ini menghasilkan berbagai produk Apple, termasuk iPod, iMac, dan akhirnya, iPhone.
Pada saat itu, infrastruktur manufaktur China belum sepenuhnya siap untuk produksi iPhone berskala besar. Namun, Apple berperan aktif dalam mengembangkan pemasoknya, membantu mereka tumbuh menjadi pemain utama industri manufaktur global.
Peran Foxconn dan Kota iPhone
Foxconn, selama bertahun-tahun, menjadi mitra utama Apple dalam produksi iPhone. Pabrik Foxconn di Zhengzhou, yang dikenal sebagai “Kota iPhone,” merupakan pabrik iPhone terbesar di dunia.
Kota ini menjadi bukti nyata dari skala produksi iPhone dan kontribusi China dalam kesuksesan Apple. Sebagian besar iPhone yang beredar saat ini diproduksi di fasilitas raksasa ini.
Rantai Pasokan Global dan Tantangan Ke Depan
Selain Foxconn, Apple bergantung pada sejumlah besar pemasok lain yang berlokasi di China. Sekitar 150 dari 187 pemasok utama Apple pada tahun 2024 memiliki fasilitas produksi di negara tersebut.
CEO Apple, Tim Cook, pernah secara terbuka mengakui pentingnya China dalam rantai pasokan global Apple. Pernyataan ini menegaskan betapa krusialnya peran China bagi keberlangsungan bisnis Apple.
Namun, tantangan geopolitik dan perubahan kebijakan perdagangan internasional bisa mengancam ketergantungan ini. Tarif impor yang fluktuatif dan potensi eskalasi ketegangan menuntut strategi diversifikasi yang lebih matang dari Apple.
Komponen-komponen canggih seperti chip, yang dibuat oleh TSMC di Taiwan, juga membutuhkan material langka yang sebagian besar berasal dari China. Hal ini semakin mempertegas kompleksitas dan ketergantungan global dalam rantai pasokan iPhone.
Diversifikasi dan Masa Depan Produksi iPhone
Mengingat risiko yang ada, Apple kemungkinan besar akan mempertimbangkan strategi diversifikasi manufaktur ke luar China. Namun, memindahkan operasi produksi berskala besar bukanlah tugas mudah dan membutuhkan investasi besar serta waktu yang lama.
Tantangan ini meliputi menemukan lokasi alternatif dengan infrastruktur yang memadai, menjaga kualitas produksi, dan mengelola logistik global. Oleh karena itu, perubahan besar dalam rantai pasokan Apple kemungkinan akan terjadi secara bertahap.
Ke depan, hubungan Apple dengan China akan tetap menjadi faktor penting dalam menentukan harga, ketersediaan, dan masa depan iPhone. Bagaimana Apple akan menavigasi tantangan ini sambil menjaga profitabilitas dan memenuhi permintaan pasar global akan menjadi poin krusial dalam strategi bisnis mereka.