Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah dalam beberapa waktu terakhir, bahkan sempat menyentuh angka Rp 17.000 per dolar pada 8 April 2025, menjadi perhatian banyak pihak. Hal ini berpotensi berdampak pada harga barang impor, termasuk mobil. Namun, produsen mobil asal Tiongkok, Chery, menyatakan belum berencana menaikkan harga jual mobilnya di Indonesia.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Sales Director PT Chery Sales Indonesia (CSI), Budi Darmawan, saat ditemui wartawan di Shanghai.
Chery Tunggu Situasi Nilai Tukar Rupiah
Budi Darmawan menjelaskan bahwa Chery masih akan memantau perkembangan nilai tukar rupiah sebelum memutuskan untuk menaikkan harga.
Fluktuasi nilai tukar yang masih terjadi membuat Chery mengambil sikap wait and see untuk saat ini.
Transaksi Yuan Mitigasi Dampak Pelemahan Rupiah
Meskipun rupiah melemah terhadap dolar AS, dampaknya terhadap Chery Indonesia sejauh ini masih terbatas.
Hal ini dikarenakan transaksi komponen CKD (Completely Knock Down) Chery yang diimpor dari Tiongkok menggunakan mata uang yuan, bukan dolar AS.
Dengan demikian, pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak secara langsung berdampak signifikan pada biaya produksi Chery di Indonesia.
Produksi Lokal dan Kompetisi Harga
Semua produk Chery yang dijual di Indonesia dirakit secara lokal di pabrik Handal Indonesia Motor (HIM) di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Model-model seperti Tiggo Series, Omoda Series, dan mobil listrik SUV J6 telah diproduksi secara CKD di fasilitas tersebut.
Keunggulan Chery lainnya adalah kemampuan bersaing di pasar Indonesia baik dari sisi teknologi dan kualitas.
Selain itu, Chery juga menawarkan harga jual yang kompetitif, menjadi nilai tambah bagi konsumen di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Keunggulan Kompetitif Chery di Pasar Indonesia
Budi menambahkan bahwa produk-produk China, termasuk Chery, kini sudah mampu bersaing dengan merek lain dari segi teknologi dan kualitas.
Namun, keunggulan harga tetap menjadi daya tarik utama Chery untuk menarik minat konsumen yang menginginkan mobil dengan nilai jual yang lebih baik.
Dengan demikian, Chery berupaya untuk memberikan pilihan yang lebih realistis dan terjangkau bagi konsumen Indonesia.
Strategi ini diharapkan mampu menggairahkan pasar otomotif Indonesia dan memberikan pilihan yang lebih beragam bagi konsumen.
Kemampuan Chery dalam beradaptasi dengan kondisi ekonomi makro, khususnya fluktuasi nilai tukar rupiah, menunjukkan langkah strategis perusahaan dalam mempertahankan daya saingnya di pasar otomotif Indonesia yang dinamis.
Perencanaan produksi lokal dan strategi penetapan harga yang kompetitif menjadi kunci keberhasilan Chery dalam menghadapi tantangan ekonomi global.