Skandal Akseleran: Lender Muda, Influencer, dan Respon OJK

Redaksi

Skandal Akseleran: Lender Muda, Influencer, dan Respon OJK
Sumber: Kompas.com

Platform fintech peer-to-peer (P2P) lending, Akseleran, tengah menghadapi sorotan tajam publik. Gagal bayar yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah kepada para lender telah memicu gelombang kekecewaan.

Banyak di antara lender yang mengalami kerugian adalah anak muda. Mereka tertarik awalnya karena iming-iming imbal hasil yang tinggi dan promosi yang menarik.

Klarifikasi Felicia Putri Tjiasaka: “Saya Juga Korban”

Kekecewaan para lender meledak di media sosial. Berbagai ungkapan kekesalan dan pengalaman negatif bermunculan.

Di tengah situasi ini, influencer keuangan Felicia Putri Tjiasaka ikut terseret. Ia pernah memasukkan Akseleran dalam kontennya, membuat sebagian publik menghubungkan dirinya dengan platform tersebut.

Felicia mengunggah video klarifikasi di Instagram pada 18 Juni 2025. Ia menyatakan pernah menjadi lender Akseleran sejak 2020 dan berhenti pada 2023.

Ia menegaskan bahwa dirinya juga mengalami kerugian, meskipun nilainya tidak besar karena menggunakan fitur auto lending. Felicia meminta maaf dan menekankan bahwa ia tidak menghindari tanggung jawab.

Pengalaman Lender Muda: Dana Tertahan, Kepercayaan Hilang

Anita Carolina, seorang lender Akseleran, membagikan kisahnya melalui TikTok. Ia menjelaskan potensi gagal bayar yang mencapai Rp 178 miliar yang dialami dirinya dan lender lainnya.

Sejak bergabung pada Oktober 2022, Anita mengaku imbal hasil yang diterimanya jauh lebih rendah dari yang dijanjikan, hanya sekitar 6,97 persen per tahun.

Ia juga merasa tertipu soal jaminan asuransi. Meskipun dijanjikan 99 persen pendanaan terjamin, dana investasinya ternyata tidak termasuk.

Anita mengaku mengetahui Akseleran dari konten influencer keuangan. Ia menyayangkan bahwa influencer tersebut sudah berhenti berinvestasi setelah pandemi.

Meskipun sempat merasa diabaikan, Anita menyatakan influencer tersebut kini mendukung penyelesaian masalah para lender. Ia juga telah bertemu tim penagih Akseleran dan mendapatkan penjelasan terkait proses penagihan yang masih berlangsung.

Peran OJK dan Lonjakan Tingkat Kredit Macet Akseleran

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan memantau kasus gagal bayar Akseleran. Pihaknya mendorong penyelesaian hak-hak lender dan keberlanjutan usaha.

OJK akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum jika penyelesaian secara bisnis menemui jalan buntu. Hal ini menunjukkan komitmen OJK dalam melindungi konsumen.

Hingga saat ini, manajemen Akseleran belum memberikan pernyataan resmi. Data terbaru menunjukkan TWP90 (tingkat kredit macet lebih dari 90 hari) melonjak tajam menjadi 54,89 persen pada 20 Juni 2025, naik dari 37,88 persen bulan sebelumnya.

Kasus Akseleran menjadi pelajaran berharga, terutama bagi generasi muda. Keputusan investasi harus didasarkan pada pemahaman risiko dan ketelitian membaca ketentuan, bukan hanya testimoni atau rekomendasi figur publik.

Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya tanggung jawab informasi, terutama yang disampaikan kepada publik. Di dunia investasi, keputusan ada di tangan masing-masing, namun kehati-hatian dan pemahaman yang komprehensif sangat krusial.

Kesimpulannya, kasus Akseleran menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam industri fintech P2P lending. Perlindungan konsumen dan pengawasan yang ketat dari regulator seperti OJK menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

Also Read

Tags

Leave a Comment