Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan pengalaman traumatis yang dapat memicu beragam emosi negatif. Kehilangan pekerjaan tidak hanya berdampak finansial, tetapi juga menimbulkan guncangan emosional yang signifikan, mengakibatkan kecemasan, kesedihan, dan kemarahan. Jika tidak dikelola dengan baik, perasaan-perasaan ini dapat berujung pada depresi.
Psikolog klinis dewasa Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., menawarkan panduan praktis untuk mengatasi emosi pasca-PHK. Prosesnya dibagi menjadi dua tahapan penting yang perlu diperhatikan. Masing-masing tahapan ini krusial untuk membantu individu pulih secara emosional dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan.
Menerima Emosi yang Muncul
Tahap pertama adalah penerimaan. Hal ini merupakan langkah krusial dalam proses penyembuhan. Jangan mencoba menekan atau mengabaikan perasaan yang muncul, seperti cemas, sedih, atau marah. Menyatakan “Aku baik-baik saja” tanpa mengakui emosi sebenarnya justru dapat memperburuk kondisi mental.
Luangkan waktu untuk sepenuhnya merasakan dan menerima berbagai emosi tersebut. Jangan terburu-buru mencari pekerjaan baru sebelum Anda benar-benar memproses perasaan yang ada. Memberikan ruang untuk merasakan emosi adalah langkah awal menuju pemulihan yang sehat. Proses ini penting untuk mencegah kondisi mental yang lebih buruk.
Mengekspresikan Emosi Secara Sehat
Setelah menerima emosi, tahapan selanjutnya adalah mengekspresikannya dengan cara yang sehat dan konstruktif. Berbagai cara dapat dilakukan, sesuai dengan kepribadian dan preferensi masing-masing individu. Menangis, berbagi cerita dengan orang-orang terdekat, atau melakukan kegiatan yang menyenangkan merupakan beberapa pilihan yang bisa dicoba.
Olahraga juga bisa menjadi alternatif yang efektif untuk menyalurkan emosi negatif. Namun, bagaimana kita tahu kapan perlu mencari cara yang lebih positif untuk mengekspresikan emosi? Ketika rasa sedih atau marah berlebihan, misalnya menangis seharian atau lebih, itu merupakan pertanda bahwa perlu dilakukan pendekatan yang lebih konstruktif. Kelelahan fisik akibat terus-menerus menangis dapat menjadi tanda bahwa pikiran logis perlu diaktifkan untuk mencari solusi.
Mencari Bantuan Profesional
Jika merasa kesulitan mengelola emosi secara mandiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau konselor dapat memberikan dukungan dan panduan yang tepat dalam mengatasi trauma dan membangun kembali kepercayaan diri. Dukungan dari lingkungan sosial juga sangat penting dalam proses pemulihan.
Berbicara dengan keluarga dan teman dapat membantu meringankan beban emosional. Mencari komunitas pendukung sesama korban PHK juga dapat memberikan rasa saling memahami dan kekuatan untuk bangkit. Komunitas ini dapat menjadi tempat berbagi pengalaman dan saling memberi dukungan moral.
Membangun Kembali Kepercayaan Diri dan Mencari Pekerjaan Baru
Setelah melewati tahapan penerimaan dan ekspresi emosi, Anda akan merasa lebih tenang dan siap untuk menghadapi masa depan. Kondisi mental yang stabil akan mempermudah pencarian pekerjaan baru. Dengan kepercayaan diri yang terbangun kembali, Anda dapat menghadapi proses pencarian kerja dengan lebih optimis.
Buatlah rencana pencarian pekerjaan yang terstruktur. Perbarui CV dan surat lamaran Anda. Gunakan jaringan profesional Anda dan manfaatkan platform pencarian kerja online. Jangan menyerah dan teruslah berusaha. Ingatlah bahwa PHK bukan akhir dari segalanya, melainkan kesempatan untuk memulai babak baru dalam hidup.
Pemulihan pasca-PHK membutuhkan waktu dan proses. Penerimaan dan ekspresi emosi merupakan langkah penting untuk membangun kembali keseimbangan emosional dan kepercayaan diri. Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat melewati masa sulit ini dan kembali bangkit untuk menghadapi tantangan baru. Ingatlah untuk selalu memprioritaskan kesehatan mental Anda.