Pebalap MotoGP Jack Miller baru-baru ini mengungkapkan kekesalannya terhadap rendahnya gaji yang diterima para pebalap saat ini. Ia menilai risiko tinggi yang mereka hadapi tidak sebanding dengan imbalan finansial yang diperoleh.
Menurut Miller, kesenjangan gaji ini sangat signifikan jika dibandingkan dengan era pebalap-pebalap legendaris di masa lalu. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan antara risiko dan imbalan dalam dunia balap motor kelas dunia.
Gaji Pebalap MotoGP: Jauh Berbeda dari Masa Lalu
Di masa keemasan MotoGP, beberapa pebalap top menerima bayaran fantastis. Valentino Rossi, misalnya, pernah mendapatkan gaji hingga 30 juta euro (sekitar Rp 574,7 miliar) per tahun di puncak kariernya pada tahun 2008-2010.
Bandingkan dengan saat ini, gaji tertinggi yang diterima pebalap MotoGP hanya mencapai 12 juta euro (sekitar Rp 229,8 miliar), yang diterima oleh Fabio Quartararo dan Marc Marquez.
Bahkan juara MotoGP 2024, Jorge Martin, hanya mendapat 5,8 juta euro (sekitar Rp 111,1 miliar) dari tim Aprilia Racing. Ini menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan.
Pergeseran Kekuasaan: Pabrikan Lebih Berkuasa
Miller menjelaskan bahwa penurunan gaji pebalap ini disebabkan oleh pergeseran keseimbangan kekuatan antara pabrikan dan pebalap.
Saat ini, pabrikan motor yang memiliki performa terbaik di lintasan memiliki daya tawar yang jauh lebih tinggi terhadap pebalap.
Contohnya adalah kasus Marc Marquez yang rela mengurangi gajinya secara drastis saat pindah dari Honda ke Ducati pada tahun 2024. Keinginan kuat untuk mengendarai motor kompetitif membuatnya mengutamakan faktor performa di atas pendapatan.
Risiko Tinggi, Gaji Rendah: Dilema Pebalap MotoGP
Miller menyoroti dilema yang dihadapi para pebalap MotoGP. Mereka mempertaruhkan nyawa setiap akhir pekan balapan, namun gaji yang mereka terima tidak mencerminkan risiko tersebut.
Mereka memiliki waktu terbatas untuk menghasilkan uang dalam karier yang relatif singkat. Miller menambahkan bahwa jumlah uang yang dibayarkan kepada pebalap telah berkurang drastis dalam 10 tahun terakhir.
Meskipun pebalap mengejar kemenangan dan performa terbaik, aspek finansial tetap menjadi pertimbangan penting, terutama dengan resiko cedera yang selalu mengintai.
Ketidakseimbangan antara risiko dan imbalan ini menjadi sorotan penting yang perlu dipertimbangkan oleh semua pihak yang terlibat dalam dunia MotoGP.
Harapannya, ada keseimbangan yang lebih adil antara kompensasi finansial dan risiko yang dihadapi oleh para pebalap yang berjuang di lintasan balap.
Ini akan memastikan keberlanjutan dan daya tarik MotoGP bagi para atlet berbakat di masa depan.