Instagram resmi meluncurkan fitur Akun Remaja di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Langkah ini diambil untuk meningkatkan perlindungan bagi pengguna yang berusia di bawah 16 tahun, terutama dari paparan konten serta interaksi yang tidak sesuai bagi mereka.
Adam Mosseri, selaku Head of Instagram, mengungkapkan bahwa akun milik pengguna remaja secara otomatis akan diatur menjadi private sejak awal. Dengan demikian, mereka harus menyetujui secara manual setiap permintaan pertemanan atau pengikut baru yang masuk. Pengguna lama dan baru yang masuk dalam kategori usia tersebut juga akan segera mengalami perubahan ke Akun Remaja dalam beberapa bulan ke depan.
Selain itu, fitur ini memperketat aturan dalam perpesanan. Remaja hanya bisa menerima pesan dari akun yang sudah mereka ikuti atau telah berinteraksi sebelumnya. Hal yang sama berlaku untuk fitur lain seperti tag dan mention, yang hanya bisa dilakukan oleh akun yang sudah berada dalam daftar pengikut mereka.
Untuk meningkatkan keamanan dalam penggunaan Instagram, Akun Remaja juga akan menerapkan kontrol ketat terhadap konten sensitif. Secara otomatis, pengguna remaja akan dibatasi dari melihat konten yang berkaitan dengan kekerasan atau promosi prosedur kecantikan di fitur Explore dan Reels. Sebagai langkah preventif terhadap perundungan, fitur Hidden Words pun langsung diaktifkan. Dengan fitur ini, kata atau frasa yang mengandung ujaran kebencian akan otomatis disaring dari kolom komentar maupun pesan langsung.
“Ide di balik akun remaja adalah serangkaian perlindungan otomatis untuk remaja yang dapat dipahami dan dikendalikan oleh orang tua,” kata Mosseri dalam media roundtable yang digelar secara online, Selasa (11/2/2025).
“Jadi orang tua tidak harus terlibat, tapi jika orang tua ingin terlibat, kami juga menciptakan serangkaian alat yang memungkinkan mereka untuk membentuk pengalaman yang paling sesuai bagi anak mereka,” sambungnya.
Sebagai bentuk pengawasan tambahan, Instagram juga menerapkan sistem pengingat penggunaan. Remaja akan mendapatkan notifikasi untuk beristirahat setelah menggunakan aplikasi selama satu jam. Selain itu, Mode Tidur akan otomatis aktif dari pukul 22.00 hingga 07.00 guna memastikan notifikasi tidak mengganggu waktu istirahat mereka.
Apabila seorang remaja ingin mengubah batasan tersebut, mereka perlu mendapatkan izin dari orang tua melalui fitur pengawasan orang tua yang tersedia di Instagram. Melalui fitur ini, orang tua dapat memantau dengan siapa anak mereka berinteraksi, mengatur batas waktu harian penggunaan aplikasi, serta membatasi akses ke Instagram dalam kurun waktu tertentu.
“(Orang tua) dapat mengatur periode blackout jadi mereka dapat memastikan anaknya tidak dapat menggunakan aplikasi di malam hari jika mereka ingin anak remajanya tidur nyenyak misalnya, atau fokus mengerjakan pekerjaan rumah mereka di sore hari pada hari kerja,” jelas Mosseri.
Dengan hadirnya fitur ini, Instagram berupaya menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi generasi muda, sekaligus memberikan kesempatan bagi orang tua untuk turut serta dalam mengawasi aktivitas online anak mereka tanpa harus terlalu mengintervensi kebebasan remaja dalam berinternet.