Paus, Nasaruddin, & Kardinal Suharyo: Pesan Paskah Menyentuh

Redaksi

Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, menyampaikan pesan-pesan penting dalam Misa Pontifikal Paskah 2025 di Gereja Katedral, Jakarta. Pesan-pesan tersebut menyoroti sejumlah permasalahan krusial yang masih melanda Indonesia. Kardinal Suharyo mengutip pernyataan Paus Fransiskus dan Menteri Agama Nasaruddin Umar untuk memperkuat poin-poin penting dalam khotbahnya.

Kutip Paus Fransiskus Soal Permasalahan Korupsi

Kardinal Suharyo menyinggung masalah korupsi yang dianggapnya merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat. Beliau mengutip Paus Fransiskus yang menyebut korupsi sebagai “luka-luka bernanah”. Korupsi, menurut Kardinal Suharyo, merupakan dosa berat yang berteriak ke surga.

Luka akibat korupsi merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan masyarakat. Pernyataan ini bukanlah karangan beliau, melainkan kutipan langsung dari Paus Fransiskus.

Kasus korupsi yang melibatkan lembaga peradilan juga mendapat sorotan tajam. Kardinal mempertanyakan moralitas para pelaku yang seharusnya menjadi wakil keadilan.

Beliau mempertanyakan bagaimana mungkin wakil Tuhan bisa terlibat dalam tindakan korupsi yang merusak. Ini merupakan pertanyaan retoris yang menggarisbawahi keprihatinan beliau terhadap situasi tersebut.

Soroti Judi Online hingga TPPO

Dampak buruk judi online juga menjadi perhatian Kardinal Suharyo. Beliau menyesalkan banyaknya masyarakat yang terjerat dan kehilangan segalanya akibat judi online.

Banyak masyarakat yang menjadi korban judi online karena berbagai dorongan. Akibatnya, mereka kehilangan harta benda dan masa depan.

Perdagangan orang (TPPO) juga disebut sebagai isu serius. Masalah ini seringkali masuk ke pesan pribadi Kardinal Suharyo.

Beliau mengajak umat Katolik untuk tidak hanya merayakan Paskah secara seremonial. Lebih penting lagi, hiduplah sesuai nilai kebangkitan Kristus.

Kardinal Suharyo mengajak umat Katolik untuk membiarkan Kristus yang bangkit hidup dalam diri mereka. Hal ini akan memengaruhi pilihan hidup dan tindakan mereka.

Singgung Kesenjangan Sosial

Kardinal Suharyo juga mengutip pesan Menteri Agama Nasaruddin Umar mengenai ketimpangan sosial. Gereja Katolik mengajarkan pentingnya memperjuangkan kebaikan bersama, sesuai nilai-nilai UUD 1945 dan Pancasila.

Kebaikan bersama adalah cita-cita Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila, khususnya Sila Kelima.

Beliau mempertanyakan apakah kesejahteraan sudah benar-benar dirasakan seluruh rakyat Indonesia. Kardinal kemudian mengutip pernyataan Nasaruddin Umar tentang “luka-luka kemerdekaan”.

Pernyataan Nasaruddin Umar yang disampaikan Kardinal Suharyo, merujuk pada kesenjangan yang lebar antara kelompok kaya dan miskin, serta mereka yang berkuasa dan yang tidak berkuasa.

Kardinal Suharyo mengajak umat untuk terus berbuat baik di tengah masyarakat. Perlu dirinci apa saja bentuk kebaikan yang dapat dilakukan dalam konteks Gereja.

Dalam pesan Paskahnya, Kardinal Suharyo menekankan pentingnya refleksi dan tindakan nyata untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapi Indonesia. Khotbahnya menjadi pengingat akan tanggung jawab moral setiap individu untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.

Also Read

Tags

Leave a Comment