Sebanyak 270 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) turut serta dalam kemeriahan Pasar Rakyat Dugderan, sebuah acara tahunan di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang diadakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, mengungkapkan bahwa Pasar Rakyat Dugderan akan berlangsung dari 17 hingga 26 Februari 2025.
Menurutnya, para pelaku UMKM yang berpartisipasi dalam kegiatan ini tergabung dalam beberapa komunitas, seperti Paguyuban Pedagang dan Jasa (PPJ), Perhimpunan Pedagang dan Jasa (PPJP), serta Badan Pengelola Masjid Agung Semarang.
Ia menambahkan bahwa penyelenggaraan Pasar Rakyat Dugderan tahun ini lebih semarak dibandingkan tahun sebelumnya karena jumlah peserta yang ikut serta semakin bertambah.
“Banyak tahun ini. Dulu awal-awal hanya 87 UMKM, kemudian ada 225 UMKM, sekarang ditambah yang (UMKM) baru jadi sekitar 270-an UMKM,” katanya.
Untuk menambah daya tarik pengunjung, Pasar Rakyat Dugderan tahun ini juga menghadirkan berbagai wahana permainan bagi anak-anak. Dengan adanya tambahan hiburan ini, pasar dadakan yang berlokasi di sekitar kawasan Aloon Aloon Masjid Agung Semarang diharapkan semakin ramai dikunjungi masyarakat.
“Kami menyesuaikan dengan permintaan masyarakat ya. Karena ada keinginan dari sebelumnya supaya di tahun berikutnya ada wahana permainan untuk anak-anak,” katanya.
Bambang memastikan bahwa seluruh wahana permainan yang disediakan, seperti Tong Setan, Kincir Air, Bianglala, dan Kora-Kora telah melewati uji kelayakan sehingga aman digunakan.
Selain hiburan, Pasar Rakyat Dugderan juga menyediakan beberapa “photobooth” di berbagai titik agar pengunjung dapat mengabadikan momen dengan cara yang lebih menarik dan ikonik.
Di sisi lain, Sekretaris Komisi B DPRD Kota Semarang, Syahrul Qirom, menyampaikan apresiasi terhadap Dinas Perdagangan yang telah mengadakan kembali Pasar Rakyat Dugderan sebagai bagian dari tradisi masyarakat Semarang.
“Karena kita ketahui (Pasar Rakyat Dugderan) sempat vakum tiga tahun ya, tahun 2020, 2021 dan 2022 karena pandemi COVID-19. Terus 2023 sempat ramai, tahun 2024 yang kami evaluasi di tahun 2025 ini. Karena tahun kemarin memang tidak ada mainan. Jadi sepi,” katanya.
Ia menegaskan bahwa DPRD Kota Semarang akan terus memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam menjaga keberlangsungan tradisi ini, terutama karena Pasar Rakyat Dugderan merupakan bagian dari budaya yang telah mengakar di masyarakat menjelang bulan Ramadhan.
“Ini merupakan acara kita, acara Kota Semarang. Bukan hanya pemerintah, tapi ayo kita, masyarakat meramaikan karena ini tradisi dan nguri-uri budaya yang setiap tahun sekali dilaksanakan menjelang bulan Ramadhan,” katanya.